16 April 2009

Indentifikasi Isu Strategis

Mengidentifikasi Isu Strategis
Oleh:
Randy R. Wrihatnolo

I. Pengantar


Pengidentifikasikan isu strategis merupakan jantung dari proses perencanaan strategis. Misi organisasi sering secara eksplisit maupun implisit dimaknai sebagai suatu isu. Isu strategis sangat penting, karena mereka berperan sentral dalam pengambilan keputusan politis. Pengambilan keputusan politis selalu beranjak dari isu-isu. Perencanaan strategis dapat meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan dengan cara membingkai isu-isu yang penting dan mengirim isu-isu itu ke pengambil keputusan kunci. Ketika isu strategis berhasil diidentifikasi, maka selanjutnya disusun kerangka rincinya dalam beberapa subsekuensi, beberapa keputusan, dan kerangka aksi. Apabila isu strategis berhasil dirinci seeprti itu, maka secara politis akan mudah diterima dan lebih lanjut secara teknis dan administratif dapat lebih mudah dikerjakan. Bahkan, secara filosofis dapat dikaitkan dengan nilai dan dasar organisasi baik ditinjau secara moral etis maupun legal. Identifikasi isu strategis secara tipikal harus melalui serangkaian proses berjenjang yang harus dilakukan pelaku perencanaan strategis.


II. Hasil Yang Diharapkan


Proses identifikasikan isu strategis ini diharapkan menghasilkan agenda isu strategis yang melekat pada organisasi. Agenda ini merupakan suatu intermediate outcome yang dapat berkontribusi pada hasil utama, yaitu pertama, tercapainya daftar isu-isu yang dihadapi organisasi. Daftar isu dapat berasal dari beberapa sumber, namun harus disimpulkan hati-hati oleh para palaku perencanaan strategis. Kedua, pemilahan daftar isu-isu ke dalam dua kategori, yaitu kelompok isu strategis dan kelompok isu operasional. Dan ketiga, adanya pengaturan isu strategis secara berurutan berdasarkan prioritas, logika, dan/atau daftar isu sementara.


III. Manfaat


Beberapa manfaat dari adanya upaya pengidentifikasikan isu strategis dapat dipetakan sebagai berikut. Pertama, perhatian difokuskan pada hal-hal yang benar-benar paling penting. Indikasinya adalah isu yang terdaftar bukan isu yang selama ini tidak kita perhitungkan. Misalnya, pengidap prevalensi HIV bukanlah dari kalangan keluarga miskin. Kedua, perhatian difokuskan pada isu, bukan difokuskan pada jawaban. Isu disusun bukan dari suatu jawaban atas suatu pertanyaan, namun sebaliknya harus mengandung pemecahan masalah. Misalnya, agar sekolah dapat gratis maka anggaran belanja negara untuk pendidikan ditingkatkan tanpa mengindahkan defisit penerimaan negara. Ketiga, pengidentifikasikan isu strategis biasanya menjadi alat penekan yang diperlukan dalam percepatan perubahan organisasi. Organisasi jarang berubah kecuali organisasi merasa perlu berubah, atau ada dorongan (pressure) dari dalam untuk berubah, ataupun jika ada tekanan (tension) dari luar untuk berubah. Keempat, pengidentifikasikan isu strategis menyediakan petunjuk berguna tentang bagaimana memutuskan tiap isu. Indikasinya adalah adanya pernyataan misi organisasi, mandate (dari luar lingkungan organisasi), serta faktor internal dan faktor eksternal yang menjadikan sebuah isu sebagai isu strategis. Penentuannya dapat menggunakan analisis, Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Challenges (SWOC). Kelima, jika suatu proses perencanaan strategis belum menjadi nyata bagi para pelaku perencanaan strategis sebelumnya, maka mereka belum tentu juga tidak nyata bagi perencana strategis sesudahnya. Indikasinya adalah isu strategis mengikuti dinamika perkembangan situasi terkini.


Berkenaan dengan penyusunan isu strategis, terdapat tiga hal penting untuk diperhatikan, yaitu (1) krisis kepercayaan dapat menyebabkan perubahan karakter organisasi; (2) setelah menyelesaikan langkah pengidentifikasikan isu strategis ini, maka pembuat keputusan kunci dalam organisasi memutuskan perlu mendorong penguatan karakter organisasi; dan (3) penguatan karakter organisasi hanya dapat tumbuh apabila para perencana mempertanyakan pendekatan konvensional.

V. Menguraikan Isu Strategis


Isu strategis yang baik dapat digambarkan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:


Pertama, frasa isu berupa kalimat pertanyaan tentang apa yang dapat dilakukan oleh organisasi. Uraian atas isu tersebut dapat lebih dari satu “jawaban”. “Jawaban” atas isu yang digagas sebaiknya mengikuti rambu-rambu sebagai berikut: (1) jika organisasi tidak melakukan respon apa pun terhadap suatu situasi, maka sesungguhnya tidak ada isu strategis, atau tidak ada isu strategis yang perlu dilakukan oleh organisasi; (2) perencanaan strategis yang efektif mempunyai orientasi aksi. Jika perencanaan strategis tidak menghasilkan suatu keputusan aksi yang berguna, maka perencanaan strategis yang ada kemungkinan tidak berguna dan merupakan pemborosan waktu; (3) pemfokusan sebaiknya pada pada apa yang organisasi dapat lakukan, bukan sebaliknya. Sehingga organisasi dapat melakukan pengendalian atas isu yang ada. Jika fokus bukan pada sesuatu yang organisasi tidak dapat lakukan, maka organisasi hanya memperbesar kekhawatiran terhadap sesuatu yang tidak jelas; (4) organisasi seyogianya memfokuskan pada bagaimana pembuat keputusan kunci melakukan pengambilan keputusan atas isu-isu strategis yang dapat dilakukan.


Kedua, isu strategis merupakan hasil diskusi persinggungan faktor-faktor dalam SWOC adan mengandung pula misi, mandat, aspek internal, dan aspek eksternal yang membangun isu strategis. Isu strategis seyogianya mengandung sebuah tantangan yang mempunyai lebih dari satu solusi. Dan, ketiga, apabila sebuah isu yang disampaikan tidak mendapatkan artikulasinya, maka konsekuensi yang akan muncul harus dipertimbangkan juga.

Isu strategis dapat muncul dalam tiga bentuk situasi, yaitu sebagai berikut. Pertama, isu strategis dapat muncul ketika terdapat suatu kejadian yang berada di luar kendali organisasi. Hal ini kelak dapat menyebabkan kesulitan atau menyebabkan ketidakmungkinan untuk menyelesaikan tujuan dasar yang diterima dan layak. Situasi dapat dianggap sebagai ancaman atau tantangan (challenges). Kedua, isu strategis dapat muncul ketika teknologi, biaya, staf, manajemen, atau pilihan-pilihan politis untuk mencapai tujuan dasar ternyata berubah atau sering berubah-ubah. Situasi dapat menghadirkan tantangan (challenges) atau peluang (opportunities). Ketiga, isu strategis dapat muncul ketika terjadi perubahan pada misi, mandat, faktor internal, atau faktor eksternal. Hal ini dapat menghadirkan peluang (opportunities) kekinian atau peluang masa depan. Apabila hal ini terjadi maka diperlukan penyesuaian, antara lain: (1) penyempurnaan kuantitas/kualitas produk/pelayanan, (2) pengurangan biaya untuk penyediaan produk/pelayanan, (3) pengenalan produk/pelayanan baru, (4) mengkombinasikan, mengurangi, atau membatasi produk atau pelayanan tertentu, atau (5) menciptakan nilai publik yang baru.


Gambar 1.

Siklus Perencanaan Strategis
















VI. Pendekatan Identifikasi Isu Strategis


Sekurang-kurangnya terdapat tujuh pendekatan untuk melakukan identifikasi isu strategis. Pendekatan-pendekatan ini merupakan jantung dari siklus perencanaan strategis. Setiap pendekatan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemilihan yang terbaik tergantung kepada sifat alami dari lingkungan, organisasi, dan masyarakat. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah berikut ini.

1. Pendekatan langsung (the direct approach).

2. Pendekatan sasaran (the goals approach).

3. Pendekatan visi keberhasilan (the vision of success).

4. Pendekatan tidak langsung (the indirect approach).

5. pendekatan pemetaan oval (the oval mapping approach).

6. Pendekatan tekanan persoalan (the issue tensions approach).

7. Pendekatan analisis sistem (the system analysis approach).


Gambar 2.

Cara Penentuan Pendekatan Terbaik











Berdasarkan dasar pilihan tersebut maka terdapat tiga cara untuk menentukan pendekatan maba yang terbaik untuk setiap organisasi yang berbeda sesuai When, Who, dan How yang bekerja di masing-masing pendekatan. Petunjuk untuk memilih salah satu pendekatan identifikasi isu strategis terhadap seluruh pokok persoalan strategis adalah sebagai berikut.


Tabel 1.

When, Who, dan How Pada Tujuh Pendekatan Indentifikasi Isu Strategis



























VII. Panduan Proses


Berikut pedoman proses yang dapat dilakukan para perencana strategis ketika mengidentifikasi isu strategis organisasinya:


Pertama, meninjau kembali mandat dan misi organisasi dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan, termasuk indikator kunci yang digunakan untuk memandang bagaimana organisasi seharusnya.


Kedua, pilih salah satu pendekatan untuk mengidentifikasi isu strategis yang sesuai dari organisasi situasi. Pilihlah salah satu pendekatan yang paling tepat bagi organisasi. Pendekatan mana yang digunakan untuk menjelaskan isu strategis dapat ditentukan dari: (1) isu strategis adalah frase masalah merupakan pertanyaan pada organisasi untuk melakukan sesuatu; (2) isu strategis dapat menerjemahkan misi, mandat, dan serta faktor internal dan faktor eksternal yang membuat masalah; dan (3) memberikan konsekuensi dari kegagalan untuk mengatasi masalah.


Ketiga, setelah daftar masalah telah disiapkan, maka isu strategis dan isu operasional harus segera dipisahkan. Masalah operasional harus diserahkan ke salah satu operasi kelompok, tim, atau satuan tugas yang sesuai grup. Jika tidak ada, harus dibuat.


Keempat, jika akan sangat membantu, gunakan litmus tes untuk mengembangkan beberapa tes yang hanya mengukur bagaimana isu strategi tersebut.


Kelima, setelah isu-isu strategis telah teridentifikasi, maka kemudian disusun prioritas, kerangka logis, dan susunan sementara. Hal ini dipakai untuk strategi pengembangan. Perhatian utama pengambil keputusan adalah pada sumberdaya yang memasok organisasi, sehingga sangat penting untuk memusatkan perhatian pada efektivitas dan efisiensi. Membangun sebuah urutan yang wajar, atau agenda antara isu strategis memungkinkan kunci keputusan untuk fokus pada mereka satu demi satu . Pembuatan diagram adalah alat yang efektif untuk memperhitungkan isu-isu utama yang dihadapi organisasi.


Keenam, tetap sadar bahwa membatasi isu strategis kemungkinan adalah suatu seni. Banyak diskusi dan berpikir revisi draf pertama dari isu strategis yang mungkin diperlukan untuk kerangka masalah dalam beberapa cara yang paling berguna.


Ketujuh, ingat bahwa berbagai isu strategis akan membutuhkan berbagai jenis dan perhatian. Setidaknya ada tiga jenis masalah di sini: (1) yang tidak memerlukan tindakan saat ini, tetapi harus diawasi, (2) yang dapat sebagai bagian dari organisasi biasa siklus perencanaan strategis, dan (3) mendesak yang memerlukan perhatian dan harus berurusan dengan urutan organisasi biasa siklus perencanaan strategis.


Kedelapan, fokus pada masalah, bukan pada yang tidak terjawab. Jawaban yang akan dikembangkan setelah langkah ke-6 adalah menyusun formulasi strategi. Mereka hanya akan bermanfaat jika dikembangkan sebagai jawaban terhadap isu yang sebenarnya yang dihadapi Organisasi. Tempatkan berbeda, sebuah jawaban tanpa sebuah isu yang tidak menghasilkan jawaban. Perlu diingat bahwa orang-orang dapat dihitung yang suka mengemukakan solusi, apakah mereka tidak memiliki banyak waktu dengan melakukan masalah nyata.


Kesembilan, mencapai persetujuan di antara pengambil keputusan kunci yang besar kecil dari waktu mereka akan bersama-sama, yang ditujukan untuk identifikasi dan resolusi isu strategis. Tanpa persetujuan dari mengurutkan ini, akan terlalu mudah untuk pengambil keputusan kunci untuk lupa ketika mereka berkumpul mereka yang salah satu tugas yang paling penting adalah untuk menangani apa yang paling penting untuk organisasi.


Kesepuluh, tetap optimis. Sebagian disebutkan di awal bab ini, langkah ini dalam proses perencanaan strategis dapat dengan cepat menjadi sangat serius dan berat. Penting bagi anggota tim perencanaan strategis yang mempertahankan rasa humor, mengakui emosi, dan melepaskan ketegangan dengan baik periang saling perhatian.


Kesebelas, meskipun upaya untuk menjaga hal-hal yang ringan mengingat peserta mungkin jatuh ke dalam "sumur" atau “dinding terjal". Yang jelas perlu untuk mempersempit peran mereka, menetapkan prioritas di antara patrons, dan mengadopsi yang lebih kewirausahaan dan mentalitas cacat politik mereka profesional identitas dibangun selama bertahun-tahun. Merasa dirinya dikelilingi oleh dinding mereka tidak tahu bagaimana cara naik, terperosok terowongan di bawah, Namun dengan melalui banyak diskusi, ventilasi emosi, saling mendukung, dan mempertimbangkan berbagai pilihan untuk mengatasi masalah, mereka tetap akhirnya mengetahui bagaimana untuk merobohkan tembok.


Keduabelas, perlu diketahui bahwa setelah menyepakati isu strategis yang ada, langkah berikutnya adalah kemungkinan untuk menandai salah satu titik penting keputusan organisasi. Identifikasi isu-isu strategis yang merupakan jantung dari proses perencanaan. Mengidentifikasi dasar organisasi menghadapi tantangan yang akan memiliki efek mendalam pada pilihan yang sebenarnya dilakukan dan pada akhirnya kelangsungan hidup dan keberhasilan organizasi.


Ketigabelas, mengelola transisi untuk strategi pengembangan. Hal ini sangat penting.Terlalu sering organisasi bergerak dengan cepat untuk identifikasi isu-isu strategis dan kemudian kembali dari mereka yang menyelesaikan masalah. Konflik atau pilihan tercantum dalam masalah akan tampak terlalu sulit untuk mengganggu. Kepemimpinan yang kuat dan komitmen untuk proses perencanaan strategis yang harus dilakukan jika organisasi yang efektif untuk menangani masalah-masalah yang berakar konflik.


--ooOOoo--